ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL ‘ALAMIN
PENDAHULUAN
Islam sering disebut sebagai agama, din yang rahmatan lil ‘alamin. Yakni agama pencerah dan penebar kasih saying bagi semesta alam.
KONSEP DINUL ISLAM
Pengertian Dinul Islam
Secara etimologis kata din berasal dari kata dana-yadinu-dinan mempunyai arti agama, kepercayaan, tauhid, ibadah, ketaatan. Secara terminilogis pengertian din seperti yang didefiniskan Muhammad Abdullah Daraz, din yakni peraturan ilahi yang mengantarkan orang-orang yang berakal sehat atas kehendak mereka sendiri menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Secara terminologis dalam KBBI din yang bermakna agama didefinisan sebagai ajaran, system yang mengatur keimanan dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya.
Fungsi din dalam kehidpan manusia :
Memberi informs kepada manusia bahwatuhan itu esa
Mengontrol perilaku manusia baik dalam hubungannya kepada Allah maupun kepada sesame.
Mendidik manusia agar berlaku jujur dan bertindak adil dalam segala hal.
Mendidik manusia agar tidak bersikap sombong dan bersifat dendam.
Menanamkan sifat social kemasyarakatan yang tinggi terhadap dengan cara mengeluarkan zakat.
Mendidik dan menumbuhkembangkan sikap tolong menolong antar sesame.
Din merupakan motivator, dinamisator, dan stabilisator dalam diri manusia.
Mendidik manusia agar dapat memilih dan menentukan akidah yang tepat dan benaar.
Memberi motivasi agar manusia menuntut ilmu pengetahuan.
Membina akhlak dan persaudaraan intern dan antar umat.
Kata islam berasal dari huruf sin, lam, dan mim. Secara etimologis kata islam merupakan kata turunan dari kata salima-yaslamu-salamun wassalamatun. Kata dasar salima berarti sejahtera, tidak tercela, dan tidak cacat. Secara etimologis agama islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt, kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada
Salah satu kekhasan agama islam yakni nama islam tidak siasosiasikan pada pribadi seorang, nama ras, suku, ataupun wilayah. Sebagaimana dikemukakan Abul A’la Al-Maududi, Islam sama sekali tidak seperti nama agama-agama lain yang dikaitkan dengan nama sesuatu atau seseorang.
Sistem Ajaran Islam
Konsep iman melahirkan kajian tentang akidah, konsep islam melahirkan kajian tentang syariah dan konsep ihsan melahirkan kajian tentang akhlak. Ketiga kajian akhlak ini dijadikan sebagai kerangka ajaran islam yang disebut islam trilogy ajaran islam. Pada kajian akidah dimuat pembahasan tentang rukun iman, rukun islam, dan ihsan. Kajian syariah yang bersumber pada Al-quran, Hadis, dan ijtihad memuat pembahasan tentang hukum-hukum. Sedangkan kajian akhlak memuat pembahasan tentang akhlak kepada Allah, kepada Rasulullah, kepada Al-quran, krpada diri sendir, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada orang lain, kepada pemerintah, kepada lingkngan dan sebagainya.
Karakter Dinul Islam
Rabbaniyyah
Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt bukan dari manusia sedangkan nabi Muhammad SAW tidak membuat agama ini akan tetapi beliau hanya menyampaikan.
Insaniyyah
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia.
Syumuliyah
Islam merupakan agama yang lengkap, tidak hanya menutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya.
Al-Waqi’iyyah
Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Wasathiyyah
Allah Swt menyebutkan bahwa umat islam adalah umat yang pertengahan, umat yang seimbang dalam beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan ruhani.
Al-Wudhu
Konsep ajaran islam jelas sehingga membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam.
Al-Jam’u bainats Tsabat wal Murunnah
Di dalam islam tergabung juga ajaran yang permanen dengan yang fleksibel. Yang dimaksud permanen adalah hal-hal yang tidak bias diganggu gugat, meski begitu ada ketentuan yang bias fleksibel.
ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN
Pengertian Rahmatan Lil’alamin
Kata rahmat secara etimologis seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan belas kasih, karunia dan berkah Allah. Sedangkan secara terminologid kata rahmat dapat dicermati dari pendapat beberapa ahli tafsir seperti ibnu Mandzur misalnya, memandang kata rahmat hanya diberikan kepada orang terpilih yakni Nabi Muhammad saw. Ibnu Qayyim dalam At-Tafsir Al-Qayyim menyatakan bahwa kata rahmat bersifat umum, alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Allah mengatakan rahmatan lil’alamin karena Allah Swt ingin memberikan rahmat bagi seluruh mahkluknya dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Bahkan orang-oran kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka.
Bukti Islam Agama Rahmatan Lil’Alamin
Bumi bentuk bulat telur
Bukti yang didapatkan yakni bagian atas dari kapal laut yang terlihat lebih dahulu daripada bagian bawahnya. Bukti lain yaitu lengkungan langit yang akan terlihat bulan pada jarak terjauh dari yang dapat dilihat oleh mata mereka di atas permukaan lautan. Sebenarnya, Al-quran telah menyatakan hal yang sama. Allah berfirman dalam Q.S Az-Zumar(39) ayat 5
خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ ٱلَّيْلَ عَلَى ٱلنَّهَارِ وَيُكَوِّرُ ٱلنَّهَارَ عَلَى ٱلَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفَّٰرُ
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Q.S An-Nazi’at (70) : 30
وَٱلْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَىٰهَآ
“Dan setelah itu kami membuat bumi dalam bentuk bulat telur”
Pengetahuan manusia tentang bentuk bumi mengalami perkembangan, dengan kemajuan tekhnnologi, para ilmuwan telah berhasil mengambil gambar sesungguhnya dari bentuk bumi yaitu bulat telur sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-quran.
Geografi modern
Penelitian yang dilakukan para ahli geologi berhasil menemukan fakta padaa abad modern, dan fakta tersebut diterima sebagai hokum dasar dalam geologi. Sungguh menakjubkan bahwa penjelasan Al-Quran sangat sesuai dengan data geologis modern.
Sikap muslim terhadap pluralitas agama
Keanekaragaman (pluralitas) agama yang hidup di Indonesia, termasuk di dalamnya keanekaragaman paham keagamaan yang ada di dalam tubuh intern umat beragama merupakan kenyataan historis yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Proses munculnya pluralitas agama di Indonesia dapat diamati secara empiris historis. Posisi mayoritas umat islam di Indonesia dalam hubungannya dengan persoalan pluralitas agama memang sangat unik. Umat islam di negara Timur Tengah juga merupakan mayoritas, namun mereka tidak mempunyai pengalaman pluralitas agama seperti yang dirasakan dan dialami oleh umat islam di Indonesia.
Sikap muslim terhadap khilafiah
Kedudukan utama Nabi Muhammad SAW tercermin dalam arti pengakuan kenabian Nabi Muhammad SAW disandingkan Allah dengan pengakuan akan keesaan Allah. Hal ini juga berarti kepatuhan kepada beliau identik dengan kepatuhan kepada Allah. Menyadari keududukan beliau sebagai panutan dan teladan, ajaran Nabi Muhammad SAW berorientasi kepada usaha persatuan kemanusiaan sebagaimana dalam firman Allah QS Al-Hujurat (49) : 13. Namun, persatuan persatuan yang diajarkan itu tidak meleburkan perbedaan (khilafiah) bahkan menghormatinya, karena setiap kelompok telah memilih jalan dan tatanan hidup mereka sehingga harus berpacu mencapai prestasi kebajikam seperti dalam QS Al-Maidah (5) : 48.
PENUTUP
Islam sering disebut sebagai agama, din yang rahmatan lil ‘alamin. Yakni agama pencerah dan penebar kasih saying bagi semesta alam.
KONSEP DINUL ISLAM
Pengertian Dinul Islam
Secara etimologis kata din berasal dari kata dana-yadinu-dinan mempunyai arti agama, kepercayaan, tauhid, ibadah, ketaatan. Secara terminilogis pengertian din seperti yang didefiniskan Muhammad Abdullah Daraz, din yakni peraturan ilahi yang mengantarkan orang-orang yang berakal sehat atas kehendak mereka sendiri menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Secara terminologis dalam KBBI din yang bermakna agama didefinisan sebagai ajaran, system yang mengatur keimanan dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya.
Fungsi din dalam kehidpan manusia :
Memberi informs kepada manusia bahwatuhan itu esa
Mengontrol perilaku manusia baik dalam hubungannya kepada Allah maupun kepada sesame.
Mendidik manusia agar berlaku jujur dan bertindak adil dalam segala hal.
Mendidik manusia agar tidak bersikap sombong dan bersifat dendam.
Menanamkan sifat social kemasyarakatan yang tinggi terhadap dengan cara mengeluarkan zakat.
Mendidik dan menumbuhkembangkan sikap tolong menolong antar sesame.
Din merupakan motivator, dinamisator, dan stabilisator dalam diri manusia.
Mendidik manusia agar dapat memilih dan menentukan akidah yang tepat dan benaar.
Memberi motivasi agar manusia menuntut ilmu pengetahuan.
Membina akhlak dan persaudaraan intern dan antar umat.
Kata islam berasal dari huruf sin, lam, dan mim. Secara etimologis kata islam merupakan kata turunan dari kata salima-yaslamu-salamun wassalamatun. Kata dasar salima berarti sejahtera, tidak tercela, dan tidak cacat. Secara etimologis agama islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt, kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada
Salah satu kekhasan agama islam yakni nama islam tidak siasosiasikan pada pribadi seorang, nama ras, suku, ataupun wilayah. Sebagaimana dikemukakan Abul A’la Al-Maududi, Islam sama sekali tidak seperti nama agama-agama lain yang dikaitkan dengan nama sesuatu atau seseorang.
Sistem Ajaran Islam
Konsep iman melahirkan kajian tentang akidah, konsep islam melahirkan kajian tentang syariah dan konsep ihsan melahirkan kajian tentang akhlak. Ketiga kajian akhlak ini dijadikan sebagai kerangka ajaran islam yang disebut islam trilogy ajaran islam. Pada kajian akidah dimuat pembahasan tentang rukun iman, rukun islam, dan ihsan. Kajian syariah yang bersumber pada Al-quran, Hadis, dan ijtihad memuat pembahasan tentang hukum-hukum. Sedangkan kajian akhlak memuat pembahasan tentang akhlak kepada Allah, kepada Rasulullah, kepada Al-quran, krpada diri sendir, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada orang lain, kepada pemerintah, kepada lingkngan dan sebagainya.
Karakter Dinul Islam
Rabbaniyyah
Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt bukan dari manusia sedangkan nabi Muhammad SAW tidak membuat agama ini akan tetapi beliau hanya menyampaikan.
Insaniyyah
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia.
Syumuliyah
Islam merupakan agama yang lengkap, tidak hanya menutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya.
Al-Waqi’iyyah
Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Wasathiyyah
Allah Swt menyebutkan bahwa umat islam adalah umat yang pertengahan, umat yang seimbang dalam beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan ruhani.
Al-Wudhu
Konsep ajaran islam jelas sehingga membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam.
Al-Jam’u bainats Tsabat wal Murunnah
Di dalam islam tergabung juga ajaran yang permanen dengan yang fleksibel. Yang dimaksud permanen adalah hal-hal yang tidak bias diganggu gugat, meski begitu ada ketentuan yang bias fleksibel.
ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN
Pengertian Rahmatan Lil’alamin
Kata rahmat secara etimologis seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan belas kasih, karunia dan berkah Allah. Sedangkan secara terminologid kata rahmat dapat dicermati dari pendapat beberapa ahli tafsir seperti ibnu Mandzur misalnya, memandang kata rahmat hanya diberikan kepada orang terpilih yakni Nabi Muhammad saw. Ibnu Qayyim dalam At-Tafsir Al-Qayyim menyatakan bahwa kata rahmat bersifat umum, alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Allah mengatakan rahmatan lil’alamin karena Allah Swt ingin memberikan rahmat bagi seluruh mahkluknya dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Bahkan orang-oran kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka.
Bukti Islam Agama Rahmatan Lil’Alamin
Bumi bentuk bulat telur
Bukti yang didapatkan yakni bagian atas dari kapal laut yang terlihat lebih dahulu daripada bagian bawahnya. Bukti lain yaitu lengkungan langit yang akan terlihat bulan pada jarak terjauh dari yang dapat dilihat oleh mata mereka di atas permukaan lautan. Sebenarnya, Al-quran telah menyatakan hal yang sama. Allah berfirman dalam Q.S Az-Zumar(39) ayat 5
خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ ٱلَّيْلَ عَلَى ٱلنَّهَارِ وَيُكَوِّرُ ٱلنَّهَارَ عَلَى ٱلَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفَّٰرُ
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Q.S An-Nazi’at (70) : 30
وَٱلْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَىٰهَآ
“Dan setelah itu kami membuat bumi dalam bentuk bulat telur”
Pengetahuan manusia tentang bentuk bumi mengalami perkembangan, dengan kemajuan tekhnnologi, para ilmuwan telah berhasil mengambil gambar sesungguhnya dari bentuk bumi yaitu bulat telur sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-quran.
Geografi modern
Penelitian yang dilakukan para ahli geologi berhasil menemukan fakta padaa abad modern, dan fakta tersebut diterima sebagai hokum dasar dalam geologi. Sungguh menakjubkan bahwa penjelasan Al-Quran sangat sesuai dengan data geologis modern.
Sikap muslim terhadap pluralitas agama
Keanekaragaman (pluralitas) agama yang hidup di Indonesia, termasuk di dalamnya keanekaragaman paham keagamaan yang ada di dalam tubuh intern umat beragama merupakan kenyataan historis yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Proses munculnya pluralitas agama di Indonesia dapat diamati secara empiris historis. Posisi mayoritas umat islam di Indonesia dalam hubungannya dengan persoalan pluralitas agama memang sangat unik. Umat islam di negara Timur Tengah juga merupakan mayoritas, namun mereka tidak mempunyai pengalaman pluralitas agama seperti yang dirasakan dan dialami oleh umat islam di Indonesia.
Sikap muslim terhadap khilafiah
Kedudukan utama Nabi Muhammad SAW tercermin dalam arti pengakuan kenabian Nabi Muhammad SAW disandingkan Allah dengan pengakuan akan keesaan Allah. Hal ini juga berarti kepatuhan kepada beliau identik dengan kepatuhan kepada Allah. Menyadari keududukan beliau sebagai panutan dan teladan, ajaran Nabi Muhammad SAW berorientasi kepada usaha persatuan kemanusiaan sebagaimana dalam firman Allah QS Al-Hujurat (49) : 13. Namun, persatuan persatuan yang diajarkan itu tidak meleburkan perbedaan (khilafiah) bahkan menghormatinya, karena setiap kelompok telah memilih jalan dan tatanan hidup mereka sehingga harus berpacu mencapai prestasi kebajikam seperti dalam QS Al-Maidah (5) : 48.
PENUTUP
Islam sebagai agama terakhir, penutup dari syariah agama-agama terdahulu merupakan agama yang paripurna, lengkap, dan telah selesai. Tidak ada lagi syariah agama yang diturunkan setelah islam, tidak ada lagi seorang Nabi yang diturunkan setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Comments
Post a Comment